amp body













RUMAH KAFE JEMBER sejak 2015
Set On New Normal Certified Barista by BNSP LSP KI

KOPI yang baik adalah sehitam IBLIS, panas seperti NERAKA, semurni MALAIKAT, dan manis kaya KAMU

Karena KOPI kita bisa PINTAR

Kedai kecil serasa rumah sendiri, dikelola dengan senyum serta tawa juga dikawal barista tersertifikasi untuk ngopi, ngobrol atau membahas tentang apa saja

buka setiap hari mulai pk 18.00

DALAM PAHIT KOPI TERSELIP MANIS DAN RASA YANG LUAR BIASA
Temukan kami di Our Story | Instagram | Twitter | Facebook | Google | Maps | WAme

Rumah Kafe Kopi Jember Secangkir Jawa Secangkir Kenikmatan Penuh Cerita

Rumah Kafe Kopi Jember Secangkir Jawa Secangkir Kenikmatan Penuh Cerita


Rumah Kafe Kopi Jember Secangkir Jawa Secangkir Kenikmatan Penuh Cerita


Kopi Jawa sendiri (Java coffee) adalah kopi yang berasal dari Pulau Jawa di Indonesia. Kopi ini sangatlah terkenal sehingga nama Jawa menjadi nama identitas untuk kopi.

Berbicara tentang sejarah kopi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1696 saat Belanda membawa kopi dari daerah Malabar, India, ke pulau Jawa. Mereka membudidayakan tanaman kopi tersebut di Kedawung, sebuah perkebunan yang terletak dekat Batavia. Namun upaya ini gagal kerena tanaman tersebut rusak oleh gempa bumi dan banjir.

Upaya kedua dilakukan pada tahun 1699 dengan mendatangkan stek pohon kopi dari Malabar. Pada tahun 1706 sampel kopi yang dihasilkan dari tanaman di Jawa dikirim ke negeri Belanda untuk diteliti di Kebun Raya Amsterdam. Hasilnya merupakan sukses besar, karena kopi Jawa yang dihasilkan memiliki kualitas yang sangat baik.

Selanjutnya tanaman kopi ini dijadikan bibit bagi seluruh perkebunan yang dikembangkan di Indonesia. Sontak Belanda pun memperluas areal budidaya kopi ke Sumatera, Sulawesi, Bali, Timor dan pulau-pulau lainnya di Indonesia.

Kopi Jawa Indonesia tidak memiliki bentuk yang sama dengan kopi asal Sumatra dan Sulawesi, cita rasa juga tidak terlalu kaya sebagaimana kopi dari Sumatra atau Sulawesi karena sebagian besar kopi Jawa dahulu diproses secara basah (wet process, kalian bisa wisata ke pabrik pengolahan kopi yang banyak tersebar di Jember, dan hampir semua adalah peninggalan Belanda dan konsisten menggunakan olah basah sebagai standar olahan biji kopi, pen). 

Meskipun begitu, sebagian kopi Jawa mengeluarkan aroma tipis rempah sehingga membuatnya lebih baik dari jenis kopi lainnya. Kopi Jawa memiliki keasaman yang rendah dikombinasikan dengan kondisi tanah, suhu udara, cuaca, serta kelembaban udara.

Kopi Jawa yang paling terkenal dahulu adalah Jampit dan Blawan. Biji kopi Jawa yang tua (disebut old-brown) berbentuk besar, dan rendah kadar asam. Ada satu kesempatan saya mencicipi kopi yang mirip dengan kopi Abyssinia dengan karakter biji besar dan lonjong dengan belahan tengah berbentuk S yang kentara. 

Di Bondowoso itu sendiri, kopi biji besar itu, disebut sebagai kopi kuno. Kopi itu sangking tuanya selain pohonnya besar dia juga membutuhkan banyak waktu untuk mematangkan buah. Kopi Maragogype (biasa dia disebut, kopi VOC di Bondowoso) sampai butuh waktu 2 tahun untuk siap panen.

Kopi Jawa ini dengan rasa kuat, pekat, rasa kopi yang manis. Produksi Kopi Jawa untuk Arabika kala itu dipusatkan di tengah Pegunungan Ijen, tepatnya di kawah Wurung Bondowoso, di bagian ujung timur Pulau Jawa, dengan ketinggian pegunungan 1400 meter. Kopi ini dibudidayakan pertama kali oleh kolonial Belanda pada abad 18 pada perkebunan skala besar.

Menurut Belanda dan Eropa saat itu, mutu dan cita rasa kopi Jawa itu melampaui kopi yang pernah mereka ketahui di masa itu.

Akhirnya dunia mengakui cita rasa yang mantap dan aromanya yang khas menjadi daya tarik Kopi Jawa. Memang saat masa kolonial perdagangan kopi dari nusantara ke pasar Eropa sangat memang menguntungkan.

Pada tahun 1878 terjadi tragedi yang memilukan. Hampir seluruh perkebunan kopi yang ada di Indonesia terutama di dataran rendah rusak terserang penyakit karat daun atau Hemileia vastatrix (HV). Kala itu semua tanaman kopi yang ada di Indonesia merupakan jenis Arabika (Coffea arabica). Untuk menanggulanginya, Belanda mendatangkan spesies kopi liberika (Coffea liberica) yang diperkirakan lebih tahan terhadap penyakit karat daun.

Sampai beberapa tahun lamanya, kopi liberika menggantikan kopi arabika di perkebunan dataran rendah. Di pasar Eropa kopi liberika saat itu dihargai sama dengan arabika. Namun rupanya tanaman kopi liberika juga mengalami hal yang sama, rusak terserang karat daun. Kemudian pada tahun 1907 Belanda mendatangkan spesies lain yakni kopi robusta (Coffea canephora). Usaha kali ini berhasil, hingga saat ini perkebunan-perkebunan kopi robusta yang ada di dataran rendah bisa bertahan.

Seiring berjalannya waktu, istilah a Cup of Java muncul di dunia barat, hal ini mengesankan kopi Indonesia identik dengan Kopi Jawa, meskipun masih terdapat kopi nikmat lainnya seperti kopi Sumatra dan kopi Sulawesi.

Kopi yang ditanam di Jawa Tengah pada umumnya adalah kopi Arabika. Salah satu kopi Jawa yang ada di Jawa Tengah berasal dari Tawangmangu. Dimana kopi yang ada type S line atau asli peninggalan Belanda. 

Kopi Jawa yang dikembangkan diperkirakan ada sejak Tawangmangu dipilih oleh orang-orang Belanda yang memilih lereng lawu sebagai tempat untuk mukim sekaligus mengembangkan usaha perkebunan teh dan kopi.

Sedangkan di Jawa Timur, Kayu Mas, Blawan, dan Jampit pada umumnya adalah kopi arabika. Di daerah pegunungan dari Jember hingga Banyuwangi terdapat banyak perkebunan kopi Arabika dan Robusta.

Jember sendiri sudah dikenal dunia sebagai daerah penghasil kopi Jawa yang berkualitas dan nikmat. 

Produksi kopi Jawa dari jenis Kopi arabika yang terkenal di dunia telah membuat banyak pengusaha Jawa sukses berdagang kopi. Harga kopi arabika yang banyak diproduksi di Jawa lebih mahal daripada kopi robusta. Bahkan banyak negara di dunia terutama Amerika dan Eropa menyebut kopi yang kuat dan enak itu adalah identik secangkir Jawa.

Pasca kemerdekaan Indonesia tahun 1945, seluruh perkebunan kopi Belanda yang ada di Indonesia di nasionalisasi. Sejak itu Belanda tidak lagi menjadi pemasok kopi dunia.

Saat ini ada 4 penghasil kopi utama yang dikenal yaitu PTPN (BUMN), Perusahaan Daerah Perkebunan Kabupaten, Perusahaan Swasta (semuanya dengan sistem HGU lahan), serta kopi rakyat (banyak memanfaatkan lahan produksi perhutani atau hak milik dengan luasan kurang dari 5 ha per petani kopi).

Hal terpenting adalah #tetapngopi dan menikmati cerita seru dibalik secangkir kopi yang kalian minum.

Salam Hangat dari #rumahkafejember @rumahkafejember

#kopi #kopiindonesia #kopihitam #ngopi #kopijember #jember #kafe #cafe #cafè  #coffee #coffeeculture #coffeetime #coffeeaddict #specialtycoffee #coffeebeans #coffeelovers #barista #love #instagood #wedang #uwuh #rempah #herb #spice

WhatsAppMe atau DISINI jika butuh info lebih lanjut yak! 

Rumah Kafe Kopi Jember Secangkir Jawa Secangkir Kenikmatan Penuh Cerita


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pepatah Jawa - MENANG MENENG NGGEMBOL KRENENG

HYPER REAL FACE Antara Niat Dan Amalan

Bajingan, Para Pemandu Sapi dan Pegon Penggerak Perekonomian Masa Lampau

Pesta Sastra Hyang Argopuro Eka Sapta Nawa Carita 2024

Mongso Bediding, Dinginnya Jawa dan Hangatnya Kopi Rempah

Jejak Warisan Kopi Nusantara: Dari Prasasti Kuno hingga Serat Centhini

Gajah Jawa, Emang Ada Gajah di Jawa?

Secangkir Kopi, Ngopi Dan Obrolan Yang Menyehatkan Mental Di Meja Kopi