Kabar Kota Jakarta Situbondo Surabaya 8 November 2014
Anugerah Pahlawan Nasional untuk 4 Tokoh Bangsa
Wahab Hasbullah, HR. Mohammad Mangoendiprojo, Sukarni Kartodiwiryo, Letjen TNI (Purn) Djamin Ginting Bergelar Pahlawan Nasional
JAKARTA - MEDIA88NEWS | Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, pada Jumat (7/11) memberikan anugerah gelar pahlawan nasional kepada empat tokoh yang berjasa bagi nusa dan bangsa.
Menurut Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, di Kompleks Seroja, Bekasi, Jawa Barat, pada Kamis (6/11), keempat nama itu hasil penyaringan oleh Dewan Gelar Pahlawan dari 12 tokoh berdasarkan sejumlah indikator. Mekanisme penganugerahan gelar pahlawan keempat orang tersebut melalui rapat pleno gelar pahlawan nasional, sesuai UU Nomor 20 Tahun 2009.
Inilah keempat nama calon pahlawan nasional:
Letjen TNI (Purn) Djamin Ginting kelahiran Tanah Karo, Provinsi Sumatera Utara, pada di Tanah Karo, Provinsi Sumatera Utara, pada 12 Januari 1921. Ia meninggal di Ottawa, Kanada, 23 Oktober 1974, pada usia 53 tahun. Ia adalah seorang pejuang kemerdekaan menentang pemerintahan Hindia Belanda di Tanah Karo.
Sukarni Kartodiwirjo yang lahir di Blitar, Jawa Timur, 14 Juli 1916. Sukarni meninggal di Jakarta, 7 Mei, pada usia 54 tahun. Sukarni adalah tokoh pejuang kemerdekaan yang membentuk Comite Van Aksi (semacam panitia gerak cepat) pada 18 Agustus 1945 yang tugasnya menyebarkan kabar kemerdekaan ke seluruh Indonesia.
HR Mohammad Mangoendiprojo kelahiran Sragen, Jawa Tengah 5 Januari 1905. Dia memimpin pergerakannya di wilayah Sidoarjo dan Surabaya dengan basis perjuangan di Buduran, sehingga dimonumenkan di Buduran Sidoarjo.
KH Abdul Wahab Hasbullah kelahiran Jombang, 31 Maret 1888, pejuang pertempuran 10 November di Surabaya. Dia salah seorang pendiri Nahdlatul Ulama (NU), perintis Harian Umum Soeara Nahdlatul Oelama atau Soeara NO dan Berita Nahdlatul Ulama. Ia meninggal 29 Desember 1971 pada umur 83 tahun. (setkab.go.id/ias)
TNI dan Masyarakat Gotong Royong Kerjakan Jalan serta Jembatan di Semambung Situbondo
SITUBONDO - MEDIA88NEWS | Kodim 0823/Situbondo melaksanakan Karya Bakti membuat jembatan dan jalan penghubung di Desa Semambung Kecamatan Jatibanteng, Situbondo, Jawa Timur.
Menurut Dandim 0823/Situbondo Letkol Armed Soegeng Riadi, S.IP, karya bakti ini berlangsung sejak hari Senin (3/11) dan akan terus berlanjut selama 21 hari. Anggota Kodim yang berasal dari Koramil Suboh, Koramil Bungatan, Mlandingan, Besuki, Jatibanteng dan Koramil Sumber Malang dikerahkan sebanyak 50 (lima puluh orang) yang dipimpin langsung oleh Danramil 0823-12/Suboh, Kapten Inf Kardiman. "Sedangkan dari Perangkat Desa dan Kecamatan serta Masyarakat sekitar berjumlah lebih kurang 77 orang sehingga total peserta Karya Bakti tidak kurang dari 127 orang bekerja bahu membahu membuat jembatan, jalan dan saluran air disepanjang jalan," jelas Soegeng Riadi.
Kegiatan karya bakti ini sangat penting, bukan karena pengamatan babinsa setempat saja melainkan melibatkan seluruh unsur yang ada di Desa untuk memilih Desa Semambung dalam kegiatan ini. Jalan desa ini menjadi sarana transportasi penting bagi masyarakat setempat untuk menuju Desa Widoropayung. Hal itu menjadi sangat penting lagi karena Desa Widoropayung memiliki Pasar Desa sehingga masyarakat tidak perlu jauh-jauh menuju Besuki untuk mencari kebutuhan hidup dan memasarkan hasil buminya. Termasuk dua desa sebelum Desa Semambung yaitu Sumber Anyar Kecamatan Jatibanteng dan Desa Taman Kecamatan Sumber Malang akan memilih jalan yang sedang dikerjakan ini karena pemenuhan kebutuhan pokok akan menjadi lebih dekat. (pendam5/ias)
Warna Cerah Mencolok Batik Surabaya dan Batik Madura Digandrungi Masyarakat Yogyakarta
SURABAYA - MEDIA88NEWS | Ketua Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda) Kota Jogyakarta, Tri Kirana Muslidatun, saat mengunjungi kantor dan showroom Dekranasda Provinsi Jawa Timur, Kamis (6/11) sore mengatakan, kerajinan batik Surabaya dan Madura disukai masyarakat Jogyakarta. Selain warnanya yang mencolok, motifnya beragam dan kontemporer beda dengan batik Jogyakarta yang motifnya pakem tradisional.
"Kerajinan batik Jawa Timur khas Surabaya dan Madura dengan motif warna mencolok paling disukai masyarakat Jogyakarta," ujar Tri Kirana Muslidatun.
Selanjutnya dikatakan Kirana, hasil produk unggulan Jawa Timur cukup banyak dan bagus-bagus baik untuk kalangan bawah, menengah dan atas, serta berkualitas ekspor. Hal itu telah dibuktikan setelah meninjau showroom Dekranasda di Kedungdoro Surabaya produk kerajinan yang dipajang cukup banyak dan berkualitas, harganya terjangkau.
Selain batik kerajinan kulit seperti tas, dompet, sepatu, sandal dan slop/sepatu sandal Jawa Timur juga cukup bagus halus dan berkualitas ekspor tidak kalah dengan hasil industri pabrikan. Kerajinan kulit Jawa Timur akan dipelajari dan diadopsi untuk dicontoh oleh para pegrajin yang ada di kota Jogyakarta.
Hasil kerajinan Jawa Timur ini akan bisa mewarnai dan masuk pasar Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang akan dimulai tahun depan. Menurutnya, produk kerajinan yang dijual di Negara-negara Asean sebagai besar berasal dari Indonesia khususnya dari Jawa Timur dan Jogyakarta. Agar semakin dikenal baik di negeri sendiri dan di tingkat internasional maka merk made in Indonesia harus diberikan kepada hasil kerajinan Indonesia.
“Jangan sampai hasil kerajinan dari Indonesia diberi label merk asing, ini yang harus dilakukan agar masyarakat internasional tahu produk yang bagus berasal dari Indonesia,” pungkas Tri Kirana Muslidatun (pemprovjatim.go.id/ias)
Komentar
Posting Komentar